maka dalam Robohnya Surau Kami, A. A. Navis menarik fakta yang ada dal am isu-isu sosial yang berusaha dikemukakannya dan menjelaskannya dengan cara yang terbilang antimainstream, yakni melalu Robohnya Surau Kami adalah sebuah kumpulan cerpen sosio-religi karya A.A. Navis. Cerpen ini pertama kali terbit pada tahun 1956, yang menceritakan dialog Tuhan dengan Haji Saleh, seorang warga Negara Indonesia yang selama hidupnya hanya beribadah dan beribadah. Cerpen ini dipandang sebagai salah satu karya monumental dalam dunia sastra Indonesia.
Cerpern "Robohnya Surau Kami" dinukil dari buku kumpulan cerpen berjudul sama karya Ali Akbar Navis (1924-2003). Terbit pertama kali di majalah Kisah pada 1955, cerpen ini bisa dibilang karya paling fenomenal penerima SEA Write Award 1992 tersebut.
Berikut isi lengkap cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Navis yang fenomenal tersebut: Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke kota kelahiranku dengan menumpang bis, Tuan akan berhenti di dekat pasar. Maka kira-kira sekilometer dari pasar akan sampailah Tuan di jalan kampungku.
Setelah mengetahui identitas dari cerpen Robohnya Surau Kami kamu juga perlu mengetahui unsur intrinsik cerpen Robohnya Surau Kami. Dimana dalam cerpen terdapat beberapa unsur intrinsik di dalamnya. Yang meliputi tema, tokoh dan juga penokohan, alur (plot), latar tempat (setting), latar waktu, gaya bahasa (majas) hingga amanat yang terkandung
kesimpulan cerita robohnya surau kami
Kesimpulan. Cerpen "Robohnya Surau Kami" mengisahkan tentang perjuangan Hamid dan masyarakat desa dalam membangun surau baru setelah surau lama mereka roboh. Dengan semangat, keberanian, dan dukungan dari Zainuddin, mereka berhasil membangun surau baru yang indah dan nyaman. Cerpen Robohnya Surau Kami ini menceritakan suatu tempat dimana ada sebuah surau tua yang nyaris ambruk. Kemudian datanglah seseorang ke sana dengan keikhlasan hatinya dan izin dari masyarakat setempat untuk menjadi garin atau penjaga surau tersebut, dan hingga kini surau tersebut masih tegak berdiri. .
  • j4i7u9zpr2.pages.dev/154
  • j4i7u9zpr2.pages.dev/275
  • j4i7u9zpr2.pages.dev/338
  • j4i7u9zpr2.pages.dev/218
  • j4i7u9zpr2.pages.dev/266
  • j4i7u9zpr2.pages.dev/334
  • j4i7u9zpr2.pages.dev/194
  • j4i7u9zpr2.pages.dev/390
  • j4i7u9zpr2.pages.dev/123
  • kesimpulan cerita robohnya surau kami